F4nd4's Blog

Juni 1, 2010

membaca sastra

Filed under: Uncategorized — f4nd4 @ 6:03 am

A.    Pembacaan puisi yang baik

Membaca puisi berarti mengerahkan kemampuan memahami makna puisi dan mengkreasikan puisi tersebut dalam suara dan gerakan yang dituntut puisi tersebut. Pelafalan atau pengucapan, intonasi atau irama, mimik atau ekspresi, volume suara, dan kelancaran serta kecepatan dalam membaca merupakan bagian yang lekat dalam pembacaan puisi. Berikut dijelaskan sekilas unsur-unsur tersebut:

  1. Pelafalan atau pengucapan

Pelafalan atau pengucapan harus sesuai dengan jiwa dan tema puisi. Artikulasinya harus jelas dan dapat didengar jelas oleh pendengar.

  1. Intonasi

Intonasi berkaitan dengan penyajian irama puisi. Intonasi berkaitan dengan keras lemahnya bunyi, tinggi rendahnya suara,dan cepat lambatnya pengucapan. Intonasi harus disesuaikan dengan isi puisi.

  1. Ekspresi

Mimik atau ekspresi merupakan wujud penghayatan puisi yang dibaca. Mimik atau ekspresi wajah juga didukung gerak-gerik anggota tubuh. Gerak-gerik tersebut harus sesuai dengan isi puisi. Mimik atau ekspresi yang tidak sesuai dengan isi puisi membuat pembacaan puisi tidak mencapai penghayatan yang baik. Misalnya, puisi yang bertema gembira hendaknya dibaca dengan wajah gembira dan tidak dengan wajah yang sedih.

  1. Volume suara

Volume suara hendaknya disesuaikan kondisi, baik luasnya ruangan, banyaknya pendengar, maupun ketersediaan pengeras suara. Jika ruangannya sempit dan pendengarnya sedikit, maka suara tidak perlu terlalu keras.

  1. Kelancaran dan Kecepatan dalam Pembacaan Puisi

Kelancaran pembacaan puisi akan memudahkan pendengar menangkap makna puisi. Selain itu, kecepatan dalam pembacaan juga harus diperhatikan. Jangan terlalu cepat karna akan sulit dipahami pendengar, tapi juga jangan terlalu lambat karna akan membosankan pendengar.

Pembaca puisi yang baik adalah pembaca yang mampu memperhatikan dengan baik semua unsur-unsur dalam pembacaan puisi. Pembaca seperti itu akan tampil baik karna mampu membaca puisi dengan lafal yang jelas, intonasi yang tepat, ekspresi yang sesuai dengan tuntutan kandungan puisi, volume suara yang proporsional, dan tempo yang tepat.

Perhatikan puisi dibawah ini!
Permainan golf
karya: A. Mustofa bisri

Tangan yang kuat menggenggam erat
tongkat pemukul yang kokoh hebat
bola yang kecil ditata cermat
lalu dihantam kuat-kuat

bola kecil terhampas tinggi melambung
untuk kemudian terbanting limbung
tangan dan tongkat perkasa kembali
bergabung
menggenjot jatuh ke ujung

bola kecil terus terpental mendudu-dudu
jatuh terpelanting tak menentu
sebelum akhirnya dengan sentuhan jitu
tongkat pemukul membuatnya mendudu

nasib akhir bola kecilpun sudah ditentukan
tangan dan tongkat selalu siap
mengarahkan
keliang sempit mesti dipurukkan
kepada siapa gelap ini kuadukan?

Tugas:
Bacalah puisi diatas kemudian tentukan makna puisi tersebut!

Mei 17, 2010

Hello world!

Filed under: Uncategorized — f4nd4 @ 8:56 am

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!

Blog di WordPress.com.